Di negeri tempat kumpulnya para Dewa terdapat makanan khas yang sangat unik. Sejarah dari Mie-ongklok sate, mungkin, makanan kesukaan Gatotkaca. pada saat gatotkaca sedang kelaparan, beliau membeli mie-ayam di deket kerajaan. ternyata, mie ayamnya sudah habis, hanya tersisa mie-nya saja. tanpa habis pikir panjang gatotkaca langsung memanggil cak-sate yang sedang lewat pada saat itu. setelah menunggu dengan sabar akhirnya sate itu matang.
Dengan cepat gatotkaca mengeluarkan tenaga untuk terbang menuju kerajaan. sialnya, karena gatotkaca kelaparan maka ilmu terbangnya tidak bisa keluar. akhirnya dengan susah payah gatotkaca berjalan kaki menuju kerajaan.
Ketika sampai di kerajaan gatotkaca langsung memanggil pengawal kerajaan itu. karena sedang jam makan siang maka pengawal kerajaan sedang makan di warteg sambil liat FTV. sang gatotkaca pun akhirnya berinisiatif sendiri untuk mengambil piring yang ada di dapur bagian belakang. dengan langkah terseok-seok akhirnya gatot kaca sampai di depan pintu dapur.
Tanpa disadari gatotkaca yang kehabisan tenaga itu jatuh pingsan. tak lama kemudian juru masak kerajaan itu melihat gatotkaca yang sedang jatuh pingsan langsung membangunkan gatotkaca yang sudah pingsan. karena tidak bangun-bangun akhirnya juru masak itu mempunyai ide agar gatotkaca bisa bangun kembali. maka juru masak itu mengambil bungkusan yang ada di tangan gatotkaca yang berisi mie dan sate ayam. akhirnya dengan terburu-buru juru masak itu memasak dengan bahan apa adanya dengan menggunakan resep rahasia yang di curi dari mr.crab.
Aroma masakan yang cukup menggoda akhirnya gatotkaca perlahanlahan siuman. juru masak pun langsung menyuapi gatotkaca dengan masakan yang dibuatnya tadi. gatotkaca kaget! dia baru merasakan makanan ternikmat yang ada di dunia pewayangan. tanpa malu malu gatotkaca menyantap mie tersebut. pada saat makan berlangsung terdengar suara "ongklok ongklok ongklok.." berulang kali. akhirnya gatotkaca mendapatkan ide nama untuk sebuah masakan itu. yaitu MIE ONGKLOK SATE!
Just at the end of Jalan Malioboro and Jl. A yani, you will find on your left hand side a Dutch fortress, now converted into a museum. Located in front of the palace of Yogyakarta Sultanate, it is surrounded by a moat.
There are four dioramas of the history of Indonesia. Entry ticket of IDR 10000/- for foreigners is a bit on higher side looking to the value of display. See it for yourself in the pictures attached.